Selasa, 01 April 2014

BAB I ~ MENDELISME 1

Setiap makhluk hidup memeliki sifat alamiah dalam berkembangbiak agar jenisnya tidak punah, jenis pembiakan yang selama ini kita kenal ada 2 yaitu :
  1. secara vegetatif (aseksual), dimana perkembangbiakan ini dibedakan menjadi :
    • dengan pembelahan sel, dimana satu sel membelah menjadi dua dan seterusnya seperti yang dialami oleh bakteri
    •  dengan spora seperti yang dilakukan oleh lumut, jamur dan beberapa bakteri
    • dengan stek seperti pada tanaman ubi kayu, bunga mawar dll
    • dengan cangkokan seperti pada pohon mangga, jambu dll
  2. secara generatif (seksual), perkembangbiakan dengan cara ini sangat umum dilakukan oleh makhluk hidup tingkat tinggi. Dimana dalam proses perkembangbiakan secara generarif ini dibutuhkan gamet - gamet (sel - sel kelamin) yang berbeda, untuk betina sel gamet ini disebut ovum (sel telur) sedangkan untuk jantan sel gamet ini disebut spermatozoa. Pada tumbuhan sel gamet betina disebut makrospora (karena ukurannya lebih besar) dan untuk sel gamet jantan disebut mikrospora (karena ukurannya lebih kecil).

DOMINANSI

Mendel memilih tanaman ercis untuk percobaannya karena :
  1. tanaman ini merupakan tanaman tahunan, mudah disilangkan dan mudah tumbuh
  2. memiliki bunga sempurna (dalam satu bunga terdapat benang sari dan putik) sehingga memungkinkan penyerbukan sendiri, perkawinan dengan cara ini secara terus menerus akan menghasilkan keturunan galur murni yang sama dengan induknya. Perkawinan silang dapat terjadi asal dengan bantuan manusia.
  3. tanaman ini memiliki 7 sifat yang menyolok seperti batang tinggi lawan batang kerdil, buah polong warna hijau lawan kuning, bunga berwarna ungu lawan putih, permukaan polong licin lawan berkerut.
 Waktu Mendel mengawinkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan tanaman ercis berbatang kerdil maka keturunan yang didapat adalah semua keturunan pertama berbatang tinggi, hal ini menandakan bahwa sifat tinggi dominan terhadap sifat kerdil yang resesif. Namun ketika keturunan pertama dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri maka keturunan kedua yang didapat adalah 3 batang tinggi dan 1 batang kerdil. Untuk lebih mudah memahami maka digunakan simbol - simbol untuk mewakili sifat - sifat tersebut tadi :
P = induk / orang tua (berasal dari bahasa latin parens = orang tua)
F = keturunan (berasal dari bahasa latin filius)
Gen biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat, gen dominan dinyatakan dengan huruf besar sedangkan untuk gen resesif dinyatakan dengan huruf kecil.
T = simbol untuk gen batang tinggi
t = simbol untuk gen batang kerdil
karena tanaman merupakan individu yand diploid maka simbolnya ditulis dengan huruf dobel dan percobaan Mendel diatas dapat diikuti secara genetik seperti dibawah ini :
                       P =        tt (kerdil)              x               TT (tinggi)
                   gamet    :     t                              gamet    :   T
                       F1 =                       Tt (tinggi)
                       F1 x F1 =        Tt (tinggi)     x            Tt (tinggi)
                                 gamet   :       T                 gamet   :     T
                                                       t                                     t
                      F2 = TT (tinggi) : Tt (tinggi) : Tt (tinggi) : tt (kerdil)

Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotip, sedangkan sifat dasar yang tidak tampak dan tetap pada suatu individu dinamakan genotip. Suatu individu yang bergenotip sama misalnya TT disebut homozigot, sedangkan individu dengan genotip berbeda disebut heterozigot.
Hasil perkawinan antara 2 individu yang memiliki sifat beda dinamakan hibrid, berdasarkan banyaknya sifat beda yang terdapat dalam suatu individu dapat dibedakan :
  • monohibrid, ialah hibrid dengan satu sifat beda (Aa)
  • dihibrid, ialah hibrid dengan 2 sifat beda (AaBb)
  • Trihibrid, ialah hibrid dengan 3 sifat beda (AaBbCc), dst

 PERKAWINAN BALIK (BACKCROSS)

Ialah perkawinan antara individu F1 dengan salah satu induknya yang dominan, sebagai contoh perkawinan marmut.
B = untuk gen hitam
b = untuk gen putih
saat marmut hitam dengan dengan genotip BB dikawinkan dengan marmut putih bergenotip bb akan menghasilkan keturunan F1 sebagai berikut :
           P =    BB (hitam)    x   bb (putih)
       gamet :    B                  gamet :   b
          F1 =    Bb (hitam)
Backcross ==>  P =    BB (hitam)   x    Bb (hitam)
                       gamet :    B               gamet :  B
                                                                      b
                         F2 =   BB (hitam) : Bb (hitam)


UJI SILANG (TEST CROSS)

Ialah perkawinan antara individu F1 dengan individu yang resesif yang akan menghasilkan keturunan 50%:50% seperti pada contoh :
                 P =    BB (hitam)    x   bb (putih)
                  gamet :    B                  gamet :   b
                 F1 =    Bb (hitam)
Uji silang ==>      P =     Bb (hitam)   x   bb (putih)
                               gamet :  B                gamet :  b
                                             b
                             F2 = Bb (hitam) : bb (putih)


SIFAT INTERMEDIER


Adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda, seperti digambarkan dibawah ini : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar