Minggu, 21 April 2013

MANTRA


Pagi ini aku sudah disibukan oleh waktu..
Ya, waktu … itu benar bukan ? sebagian orang berpendapat waktu itu adalah uang dan sebagian lagi berpendapat waktu itu adalah kekuatan, tapi menurutku itu tidak eedar dan itu tidak berlaku padaku.
 Aku terus memacu sepeda untuk tiba tepat waktu di stasiun kereta.
apa yang dipikirkan kalian  ? apa kalian pikir aku orang sibuk ?
oh sebaiknya kalian berpikir ulang tentang itu. Ingat aku seorang remaja, lebih tepatnya mahasiswa yang terdaftar di university of cambridge, London. Jadi aku bukanlah seseorang yang selalu membawa koper dan memakai jas lalu menunggu kereta untuk pergi kekantor setiap paginya.
 Sesampainya distasiun, tanpa harus berfikir keras aku meletakan sepedaku dan meninggalkannya begitu saja. Aku berlari, berbelok, menuruni tangga dan menabrak lalu terjatuh, oh tidak aku menabrak, kau tahu karena kejadian ini aku bisa saja terlambat untuk mengikuti test.
“I’m sorry sir, aku tidak sengaja… tadi itu aku terburu-buru karena, ya aku seorang mahasiswa dan aku akan melakukan test”ucapku meminta maaf, namun rasanya perkataanku tadi tidak begitu diperdulikan olehnya, dengan lantang orang itu mengatakan ini padaku “perkataanmu lebih buruk dari pada pengemis ”ucapnya. Oh my god, apa yang salah padaku, aku hanya ingin meminta maaf, dan dengan tatapan aneh orang itu pergi meninggalkanku begitu saja.
Aku langsung melihat jam yang melilit dipergelangan tanganku jam itu menunjukan pukul 7.15 sedangkan testnya akan dimulai tepat pukul 7.35, dan itu  artinya waktuku hanya tersisa 20 menit lagi dari sekarang.
 Ku pikir itu tidak ada gunanya lagi, karena waktu yang diperlukan untuk menuju kampusku 45 menit. dengan lesu aku terduduk di tangga sambil menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan.
Pikiranku kacau saat itu, yang ada didalam kepalaku hanya satu, yaitu gagal menjadi sarjana lulusan university of cambridge  tahun ini.
Jika kalian bertanya seberapa pentingkah test itu ?, maka jawabannya adalah sangat penting, kenapa ?, karena test ini adalah test terakhir  dari rangkaian test-test yang dilakukan kampus itu untuk kelulusan para mahasiswanya.
“excuse me, kau mengahalang jalan”ucap wanita berambut pirang sambil memegang tangan bocah laki-laki yang aku pikir itu anaknya, mendengar perkataan itu aku langsung bangkit dan berjalan menuju tempat duduk yang tersedia di sekitar stasiun kereta.

Dert, dert, dert !!
 Handphoneku yang kuletakan disaku celana bergetar, aku pun langsung mengambilnya dan melihat nama seseorang yang menelephoneku, tertulis ‘LOEN’ di display layar handphoneku.
“Eed, kemana saja kau, test akan segera dimulai ?”ucap loen ketika aku menekan tombol hijau dan meletakan ponselku di telinga
“aku rasa, aku tidak akan mengikuti test itu”ucapku lesu, semangat untuk mengikuti test itu laksana sirna seiring dengan berjalannya sesuatu yang tidak bisa dihentikan dan terus berjalan yang dinamakan ‘WAKTU
“apa maksudmu eed ? kita akan lulus sama-sama bukan ?, kau yang menyuruhku untuk satu kampus denganmu, tapi jika kau tidak melakukan test ini, itu artinya kau gagal”kata loen yang berbicara dari sebrang telephone
“ya, ya , ya aku tahu itu, tapi aku tidak memiliki waktu lagi, aku terlambat dan lebih baik kau melakukan itu sendiri, selamat berjuang bro semoga sukses”ucapku dan langsung menekan tombol merah lalu mencabut battery ponselku.
Ya tuhan apa aku harus menyerah dan kalah hanya karena WAKTU ?, tapi apa yang harus kulakukan sekarang, jika aku pulang mungkin akan terjadi perang dunia ke-3.
Dalam kebingungan aku hanya melihat orang yang berlalu-lalang kesana-kemari dan sesekali melihat jam tangan yang masih tetap melekat ditanganku, "kau mau merokok ?“ucap seseorang dengan pakaian aneh, yang menawarkan sebuah rokok, karena aku bukan perokok, aku pun menolak tawaran itu.
“maaf tapi aku tidak merokok”ucapku, orang itu pun langsung memasukan rokok itu kedalam jas yang terlihat lusuh dan begitu kusam
“boleh aku duduk disini ?”tanya orang itu, dan dengan senang hati aku menjawab “tentu saja” lalu memberikan sedikit sisa bangku yang aku duduki.
 
“ak.. aku Eed..”ucapku terpotong olehnya, ketika aku baru ingin memperkenalkan diriku

Dengan lantangnya pria itu, pria yang mengaku dirinya sebagai penyirih, berbicara kepadaku kembali, “kau tidak perlu memperkenalkan dirimu,karena aku sudah tahu itu. kau Eed, Eedward Shielterd, usiamu 22 tahun, kau kuliah di university of catelbridge,”serunya dengan begitu santai, sedangkan aku, aku hanya melongo dengan kedua rahang terbuka dan mata yang membulat, ini sangat mustahil dan sangat  Sulit untuk  dipercaya oleh akal sehat.
     Pria itu Albert II , mengetahui namaku. Sungguh itu adalah hal yang sangat gila bukan ?, tapi bagaimana bisa ?, sebenarnya siapa yang gila sekarang, dia atau aku ?.
“bagaimana… bagaimana kau mengetahui namaku ? sebenarnya siapa kau ?”tanyaku gugup dengan muka yang kurasa masih tetap pucat.
Pria itu menjauh dariku, sementara aku masih dalam posisi yang sama, menempelkan tubuhku pada tembok dekat pintu toilet sambil tetap memperhatikan setiap gerakan dari orang itu.
“dan apa maksudmu dengan university of catelbridge ?, nama kampusku university of Cambridge, bukan yang seperti kau sebutkan tadi”seruku, pria itu mengeluarkan rokoknya kembali dan lalu menyalahkannya
“kaum kami, kaum witches lebih suka memanggil tempat itu dengan sebutan  ‘university of catelbridge  ‘. Itu adalah bahasa latin dan kami para kaum witches lebih suka menggunakan bahasa latin untuk  digunakan sebagai mantra atau tempat yang dipercaya sangat suci”serunya sambil meniupkan asap rokoknya yang keluar dari mulutnya kehadapanku, “apa maksudmu dengan tempat suci ?”tanyaku penasaran sementara pikiranku tetap focus untuk melarikan diri dari orang ini.
university of catelbridge , adalah tempat ilmu pengetahuan dan kaum kami sangat menghargai ilmu pengetahuan, dan oleh sebab itu seorang guru adalah  pekerjaan yang paling hebat dalam kaum kami, bangsa Witches”perjelasnya
 “kau tau apa yang paling mulia dari pada ilmu pengetahuan ?, jawabannya adalah melarikan diri darimu”aku pun langsung berlari menjauh dari dia, tapi seketika “Congelaticorpus” dan terlihat kilatan cahaya berwarna biru memancar kearahku.
 Disaat itu juga dan tepat pada waktu itu, tubuhku menjadi kaku tidak bisa bergerak, sama sekali. pria itu, pria yang membuat aku seperti ini pun langsung berjalan kearahku yang masih dalam posisi seperti berlari namun mematung “kau sedikit keras kepala, sudah kubilang aku ini bukan orang jahat seperti yang kau pikirkan dan sekarang apa kau mau menjadi muridku ?, jika kau mau, akan aku ajari kau mantra seperti ini dan tentunya aku akan mengembalikan dirimu seperti semula, jadi bagaimana ? apa jawabanmu ?”tanyanya kepadaku, sekarang sendi-sendi ditubuhku terasa sakit dan kurasakan nafasku menjadi sangat berat seperti berendam di dalam kolam saat winter.

“apa yang kau lakukan padaku ?, ahhh.. kau gila, kau ingin membunuhku ?”ucapku didampingi erangan yang diakibatkan oleh sendi-sendiku yang semakin terasa nyeri dan yang menjadikanku sangat bingung kenapa tiba-tiba tempat ini menjadi sepi, somebody please help me.
 “aku akan mengembalikan seperti semula, jika kau mau menjawab ‘iya’ untuk menjadi muridku.”katanya yang melihat diriku begitu saja sambil tetap menghisap sisa rokoknya, “terserah, semua ada ditanganmu, jadi bagaimana ?”ucapnya lagi yang masih tetap memaksa diriku untuk menjadi muridnya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh orang ini dan kenapa dia terlalu memaksakan, dan aku rasa aku tahu jawaban atas pertanyaanku tadi diatas, bahwa yang sebenarnya gila adalah dia, bukan aku.
 Posisiku  sekarang sangatlah terpojok, antara menjawab ‘iya’ atau tetap seperti ini, membeku seperti patung. Setelah berfikir sesaat dan nafasku sudah mulai sesak sekarang akhirnya aku memutuskan menjawab “baiklah aku mau menjadi muridmu, jadi sekarang kembalikan aku seperti semula”ucapku dengan nafas begitu berat.
Begitu mendengar jawabanku tadi, terlihat rasa kepuasan diwajahnya “seharusnya kau seperti itu sedari tadi, jadi kau tidak perlu seperti ini”katanya dan langsung membuang sisa rokoknya kelantai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar